Persepsi Ke
Dalam Toleransi Beragama Pemikiran Imam Khomieni
Kumail Bagus Afzal
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk
mengetahui Persepsinya ke dalam toleransi
beragama pimikiran Imam
Khomeini dan Untuk mengetahui dampak kepemimpinan Imam Khomeini di Indonesia
menurut diplomat kementerian luar negerit Mehdi
Hussain. Karena Ayatulloh Imam Khomieni merupakan tokoh besar dalam sejarah dan
di idolakan oleh banyak masyarakat di dunia, Mehdi Hussain merupakan salah satu
penggemar Khomeini dan pada saat itu juga penulis mewawancarai beliau untuk
meminta presepsi beliau tetang pimikiran Imam Khomeini.
Kata kunci: Persepsi, Khomaeni, Perkembangan,
Perkembangan Islam
1.
PENDAHULUAN
Revolusi Islam Iran Merupakan suatu revolusi yang mengubah Iran
dari Monarki di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi,
menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Agung
Ruhollah Khomeini, pemimpin revolusi dan pendiri dari Republik Islam. Revolusi
ini berhasil mengubah peta politik tidak hanya di Iran tapi juga di kawasan
timur tengah bahkan dunia.
Begitu besarnya pengaruh Revolusi ini sampai-sampai turut
mempengaruhi maraknya gerekan ke islaman di dunia Islam tak terkecuali di
Indonesia.Atas dasar itu guna mengetahui lebih jauh tentang sejauh mana dampak
revolusi islam Iran terhadap perkembangan gerekan islam di tanah air perlu
dikaji lebih jauh tentang masalah tersebut.
Imam Khomeini meyakini hukum dan ajaran Islam sebagai kumpulan
undang-undang dan aturan ilahi yang diturunkan untuk membimbing manusia dalam
kehidupan. Karena itu, ajaran ini menjamin kebahagiaan umat manusia. Islam
sudah mengatur semua hal yang menyangkut kehidupan. Imam Khomeini menyatakan
bahwa ajaran Islam memiliki target dan cita-cita yangsangat agung. Seluruh
ajaran Islam, menurut beliau, dimaksudkan untuk membentuk manusia yang sempurna
dan mulia.
Umat Islam ini sudah memiliki peranan yang besar dalam kehidupan
bernegara di Indonesia, namun masih kurang mampu untuk menselaraskannya dengan
kehidupan beragama. Karena itu, peningkatan moralitas umat Islam Indonesia
harus digencarkan kembali melalui pembaharuan-pembaharuan yang sifatnya tidak
bertentangan dengan dasar-dasar Islam dan di lain pihak juga dapat membentuk
karakter Bangsa Indonesia yang mayoritas adalah muslim ini.
Berdasarkan pengamatan diatas maka peneliti ingin mengetahui sejauh
mana pemikiran Imam Khomaeni terhadap perkembangan Islam di Indonesia terutama
melihat hubungan diplomasi yang baik antara Indonesia dan Iran.
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berbentuk
deskriptif kualitatif yaitu memberikan gambaran tentang fenomena tertentu atau
aspek kehidupan tertentu dari masyarakat yang diteliti. Sedangkan Rosenberg,
Morris memberikan dua pengertian metode deskriptif, yaitu : “(1)
mendeskripsikan gejala-gejala a yang diteliti, (2) Mempelajari hubungan antara
gejala-gejala yang
diteliti.” (www.blogspotmu2.com)
Metode deskriptif tidak hanya
terbatas pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interprestasi
tentang arti data itu. Penelitian deskriptif membandingkan persamaan dan
perbedaan fenomena tertentu.
Setelah
metode ditetapkan, berikutnya ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan metode yang dipakai dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, data yang
diambil adalah data deskriptif kualiatif, yaitu data yang tidak dapat
dinyatakan atau diukur melalui angka. Data seperti ini biasanya berhubungan
dengan deskripsi dan interpretasi akan suatu fenomena, dimana data-data seperti
ini seringkali didapatkan melalui wawancara mendalam atau usaha dengar pendapat
dan diskusi dengan pihak tertentu.
3. HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2013 di kedutaan
Iran yang berada di daerah Jakarta pusat.Pengalian informasi dilakukan dengan
cara wawancara kepada Mehdi Hussain. Beliau adalah ambassador Iran untuk
Indonesia dan telah berkarir sebagai diplomat kementerian luar negeri Republik
Islam Iran. Sebelum berkarir di Indonesia, Beliau menjabat sebagai diplomat di
kedutaan Iran di Ceko, kemudian dialih tugaskan di kantor perwakilan Tetap Iran
di PBB, Jenewa, kemudian di Swiss.
Menurut Mehdi Hussain Ayatulloh Imam Khomieni adalah satu tokoh
besar di dunia dan beliau pun berpendapat kalau Imam Khomieni sosok pemimpin
spiritual dan tokoh agama yang kharismatik. Beliau pun dikenal sebagai sosok
pemimpin yang pemberani.
Salah satu pemikiran utama Imam Khomeini di bidang politik adalah
pandangan bahwa agama tidak bisa dipisahkan dari politik. Menurutnya, Islam dan
politik adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Imam Khomeini
berkeyakinan bahwa kehidupan bernegara tidak bisa dipisahkan dengan agama.
Karena itu, dasar negara Republik Islam Iran yang didirikan Imam Khomeini
berdasarkan pada Islam.
Hanya saja pemikiran Islam yang dikembangkan oleh Imam Khomeini
berdasarkan pada tradisi keilmuan Syiah yang masih mempertahankan ijtihad.
Karena itu, pemikiran Islam yang digagas oleh Imam Khomeini lebih dinamis dan
mampu menjawab tantangan zaman. Hal ini berbeda dengan Sunni yang telah secara
resmi menutup pintu ijtihad.
Menurut Imam Khomeini, suatu negara yang berdasarkan pada syariat
Islam harus dipimpin oleh seorang faqih
yang bukan hanya memiliki kecakapan dalam bidang politik dan pemerintahan
tetapi juga menguasai secara mendalam ilmu-ilmu keislaman. Pandangan politik
Imam Khomeini ini kemudian lebih dikenal sebagai teori wilayatul-faqih, atau kepemimpinan
seorang faqih.
Sebagaimana yang kita singgung sebelumnya, Imam Khomeini bukan
hanya seorang pemimpin revolusi tetapi juga seorang ulama dan pemimpin
spiritual yang menjadi panutan masyarakat Iran. Beliau adalah seorang pemimpin
yang telah menggariskan arah kehidupan berbangsa dan bernegara Iran menuju
cita-cita Islam.
Sebagai seorang ulama, sekaligus pemimpin politik Imam Khomeini
memberikan pengaruh besar terhadap rakyatnya. Pesan keadilan dan semangat
kebebasan menentang kezaliman yang selalu disuarakan Imam Khomeini menjadi
salah satu motor penggerak bangsa Iran.
Salah satu pesan utama Imam Khomeini terhadap rakyat Iran adalah
seruan untuk tidak pernah takut terhadap siapapun kecuali kepada
Tuhan. Pesan inilah yang kemudian
menjadi modal bagi bangsa Iran untuk berjuang menentang segala bentuk kezaliman
negara-negara adidaya tanpa harus merasa takut dan kehilangan rasa percaya
diri. Tentu saja konsekuensi berikutnya dari sikap semacam itu adalah tumbuhnya
semangat kemandirian dan pantang menyerah.
Rahasia lain kesuksesan bangsa Iran pasca Revolusi Islam adalah
sikap sabar dan konsekuen dalam memegang prinsip. Karena itu, kendati sejak
pasca revolusi, rakyat Iran selalu berada di bawah tekanan dan embargo
negara-negara besar. Namun hal itu jutsru berhasil mereka ubah menjadi peluang
untuk mewujudkan kemandirian dalam hidup berbangsa dan bernegara. Tak heran
jika saat ini bangsa Iran berhasil mencapai beragam kemajuan di berbagai bidang
mulai di bidang teknologi nuklir, nanoteknologi, persenjataan, kedokteran, dan
berbagai bidang keilmuan lainnya.
Selain tentang Imam Khomeini, Mehdi Hussain juga memberikan
penilaian terhadap Islam di Indonesia. Sebagaimana diungkapkan oleh sejarah,
Islam masuk ke Indonesia melalui jalan
damai dan jalur perdagangan. Karena itu corak Islam yang berkembang di
Indonesia lebih terbuka dan moderat. Selain itu, watak dasar masyarakat
Indonesia yang ramah dan terbuka juga turut berperan dalam memberikan warna
Islam yang berkembang di negara ini. Gerakan-gerakan radikal di kalangan muslim
Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini, lebih disebabkan oleh faktor-faktor
eksternal yang sengaja diciptakan untuk kepentingan politik tertentu.
Pada dasarnya Islam di Indonesia tidak berbeda dengan Islam di
Iran. Islam yang berkembang di Indonesia merupakan corak Islam yang
mengedepankan sikap-sikap moderat. Begitu halnya dengan gaya pemikiran Islam di
Iran juga lebih bersifat terbuka dan moderat.
Terkait dengan hubungan antara Indonesia dengan Iran, Mehdi
Hussein. menyatakan bahwa keberadaan Indonesia sebagai negara muslim terbesar
di dunia tentu memiliki posisi yang istimewa di mata Iran. Selama ini hubungan
kedua negara berjalan dengan baik dan terus meningkat baik di bidang politik
maupun ekonomi. Hanya saja saat ini perlu juga dikembangkan hubungan people to
people di tingkat masyarakat kedua negara. Karena itu upaya peningkatan
hubungan bilateral di bidang pariwisata dan budaya perlu dikembangkan lebih
jauh untuk menjembatani hubungan antar-masyarakat Indonesia dan Iran.
4. KESIMPULAN
Dari pembahasan dan data yang
sudah dijelaskan sebelumnya, Dapat disimpulkan bahwa pendapat Mehdi Hussain
tentang pemikiran imam Khomaeni adalah bahwa adalah sosok pemimipin spiritual
dan tokoh agama yang kharismatik. Adapun pemikiran utama Imam Khomeini adalah
di bidang politik..Pandangan beliau yang meyakini bahwa agama tidak bisa
dipisahkan dari politik.
Pendapatnya Mehdi Hussain tentang Islam di Indonesia: Islam masuk ke Indonesia melalui
jalan damai dan jalur perdagangan Karena itu Islam yang berkembang di
Indonesia lebih terbuka dan moderat. Selain itu, watak dasar masyarakat
Indonesia yang ramah dan terbuka juga turut berperan dalam memberikan warna
Islam yang berkembang di negara ini. Kalaupun mungkin akhir-akhir ini muncul
gerakan-gerakan di kalangan muslim Indonesia, hal-hal itu lebih disebabkan oleh faktor-faktor
eksternal yang sengaja diciptakan untuk kepentingan politik tertentu.
Perbedaan Islam di Iran maupun di Indonesia tidak ada perbedaanya
tapi hanya kalau Islam di Indonesia
lebih bercorak dan mengedepankan sifat-sifat moderat, Sedangkan Islam di Iran
lebih bersifat terbuka dan juga moderat.
5.
SARAN
Untuk karya ilmiah ini Penulis agak kesulitan dalam mendapatkan
data-data karena judul karya ilmiah diubah-ubah dan karena data-data diambil
dengan Cara wawancara. Lalu disimpulkan dan diambil point-point pendapat Mehdi
Hussain tentang pimikiran Imam Khomeini Terhadap Pemikiran Imam Khomieni,
Saran saya untuk umat Islam Indonesia itu untuk melebihi
bertoleransi kepada agam Islam lainya atau bisa dibilang lebih terbuka terhadap
Islam yang berbeda-beda, Cara beribadahnya dan yang lainya. Dan untuk peneliti
lainya agar lebih memperbanyak data lagi tentang pemikiran Imam Khomaeni
6. DAFTAR PUSTAKA
[4] hubungan antara persepsi siswa
tentang fasil
No comments:
Post a Comment